featured Slider


?max-results="+numposts1+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=bthemez_slider\"><\/script>");
Tampilkan postingan dengan label Askep Maternitas. Tampilkan semua postingan

ASKEP ABORTUS IMMINEN



ASKEP ABORTUS IMMINEN

A.       Pengetian
Abortus imminen adalah perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan sauatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan. (Syaifudin. Bari Abdul, 2000)

ASKEP INFEKSI PADA SISTEM REFRODUKSI ( KANDIDIASIS )



LAPORAN PENDAHULUAN INFEKSI PADA SISTEM REFRODUKSI ( KANDIDIASIS )


A.  PENGERTIAN.
Kandidiasis adalah penyakit jamur yang bersifat akut atau sub akut, disebabkan oleh spesies kandida, biasanya spesies kandida albicans dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronkhi paru, kadang dapat  menyebabkan septikemia, endokarditis atau meningitis.

B.   ETIOLOGI.
Yang tersering sebagai penyebab candida albicans  yang dapat diisolasi dari kulit., mulut, selaput mukosa vagina dan  feces orang normal.
Beberapa faktor predisposisi, seperti :
  1. Kehamilan.
  2. Obesitas.
  3. Diabetes Melitus.
  4. Pemakaian antibiotik, antiseptik atau kortikosteroid yang lama.
  5. Penyakit kronis ( TBC, tumor ganas ).
  6. Kurang gizi.
  7. Kulit kotor, lembab dan basah.
C.   TANDA & GEJALA.
 Keluhan utama ialah gatal  dan perih di daerah vulva. Pada yang berat terdapat pula rasa panas, nyeri sesudah  BAK, dan dispanuria. Pada pemeriksaan yang ringan tampak hiperemia di labia minora, introitus vagina, dan vagina terutama ½ bagian bawah.
Terdapat pula kelainan yang khas yaitu bercak-bercak putih kekuningan, pada kelainan yang berat juga terdapat edema pada labiya minora dan ulkus-ulkus  dangkal pada labiya minora dan sekitar introitus vagina.
Flour albus pada kandidiasis vagina berwarna kekuningan. Tanda yang khas ialah disertai gumpalan-gumpalan sebagai kepala susu berwarna putih kekuningan.

D.  PATOFISIOLOGI.
Infeksi candidiasis dapat terjadi  apabila ada faktor predisposisi baik endogen maupun eksogen :
  1. Faktor  endogen :
a.      Perubahan  fisiologik.
1)      Kehamilan, karena perubahan Ph dalam vagina.
2)      Kegemukan, karena banyak keringat.
3)      Debilitas.
4)      Endokrinopati, gangguangula darah kulit.
5)      Penyakit kronik ; TBC, Lupus eritematosus dengan keadaan umum yang buruk.
b.      Umur, orang tua dan bayi lebih mudah terkena infeksi karena status imunologik tidak sempurna.
c.       Imunologik. Penyakit genetik.
  1. Faktor eksogen.
a.      Iklim, panas & kelembaban menyebabkan perspirasi meningkat.
b.      kebersihan kulit.
c.       Kebiasaan merendam kaki dalam air yang terlalu lama menimbulkan maserasi dan memudahkan kontak dengan jamur.
d.      Kontak dengan penderita, misalnyapada thrush atau balanopostitis.
E.  PEMERIKSAAN PENUNJANG.
1.      Pemeriksaan langsung.
Kerokan kulit atau asupan mukokutan diperiksa dengan larutan KOH 10 % atau dengan pewarnaan garam, terlihat sel ragi, glastopora atau hifa semu.
2.      Pemeriksaan biakan.
Bahan yang akan diperiksa ditanam dalam agar dextrose glukosa subourand, dapat pula agar ini dibubuhi antibiotik ( klorampenikol ) untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Pembenihan disimpan dalam suhu kamar  (37°), koloni tumbuh setelah 24-48 jam berupa  yeast like colony. Identifikasi  candida albicans dilakukan dengan membiakan  tumbuhan  tersebut pada commeal agar.
F.   PENATALAKSANAAN.
1.      Menghindari atau menghilangkan faktor predisposisi.
2.      Topikal ;
a.      Larutan ungu gentian ½ - 1 % untuk selaput lendir. 1 – 2 % untuk dioleskan 2 x sehari selama 3 hari.
b.      Nistatin ;  berupa salep, krim, emulsi.
c.       Amfoferisin.
d.      Grup azol lainnya.
e.       Mikonazol. 2 % berupa krim atau bedak.
f.       Klotrimazol 1 % berupa bedak, larutan, krim.
g.      Tiokonazol, bufanazol, isokonazol.
h.      Siklopiroksolamin 1 %, berupa lautan , krim.
3.      Sistemik.
a.      Tablet nistin untuk menghilangkan infeksi fokal dalam saluran cerna. obat ini tidak diserap oleh usus.
b.      Untuk kandidias vaginalis diberikan kotrimoksazol 500 mg pervaginam dosis tunggal, sistemiok dapat diberikan ketokonazole 2 x 200 mg selama 5 hari atau dengan flukonazole 150 mg dosis tunggal.
c.       Itrakonazole, bila dipakai untuk kandidias volvovaginalis dosis 2 x 100 mg sehari , selama 3 hari.
G.  ASUHAN KEPERAWATAN
1.      DATA DASAR PENGKAJIAN
a.      AKTIVITAS / ISTIRAHAT.
Gejala        :     Perubahan pola tidur.
Tanda        :     Tidur kurang, mata tampak mengantuk, skelra berwarna putih kemerahan, garis hitam dibawah mata.
b.      SIRKULASI.
Tanda        :     Pembentukan edema, kemerahan pada kulit yang terinfeksi, ulkus yang dangkal.
c.       ELIMINASI.
Tanda        :     Nyeri setelah BAK.
d.      INTEGRITAS EGO.
Gejala        :     Perasaan cemas dan  takut. Putus asa dan tidak  berdaya.
Tanda        :     Ancietas, murung, menarik diri.
e.       MAKANAN / CAIRAN.
Gejala        :     Ketidakmampuan  mengkonsumsi makanan secara, adekuat. Anorexia., Makan yang banyak.
Tanda        :     Kurus, penurunan berat badan, Turgor kulit buruk.  Terlalu gemuk / kegemukan.
f.       NYERI / KETIDAKNYAMANAN.
Gejala        :     Gatal – gatal didaerah yangterinfeksi.  Terasa panas dan nyeri sesudah BAK.           
g.      KEAMANAN.
Gejala        :     Riwayat defisiensi imun,  Kulit lecet / kemerahan, Lesi kulit / ulkus pada kulit, Riwayat berulangnya  infeksi jamur.
h.      HYGIENE.
Tanda        :     Memperlihatkan penampilan yang tidak rapi, Kurangnya perawatan diri,  Bau badan.
i.        INTOLERANSI SOSIAL.
Tanda        :     Kerusakan  interaksi dengan keluarga ; isolasi, Menarik diri dari pergaulan.
j.        SEKSUALITAS.
Gejala        :     Pruritus perineal, Menurunnya libido, gangguan untuk melakukan aktivitas seksual,
Tanda        :     ·    Edema labiya minora, Keluarnya fluor albus, Gatal dan perih didaerah vagina, Kemerahan sekitar gentalia.
k.      PENYULUHAN / PEMBELAJARAN.
Gejala        :   Sering bertanya tentang keadaannya, Kegagalan untuk mengikuti perawatan, Kurangnya perawatan diri, Penggunaan antibiotik, kortikostreoid yang lama.

H.  DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN FOKUS INTERVENSI
1.      Ganggauan rasa nyaman ( gatal-gatal ) berhubungan dengan inferksi candida albicans, ditandai dengan Gatal – gatal di daerah terinfeksi, Kemerahan pada kulit terinfeksi, Adanya ulkus / lesi yang dangkal.
Tujuan :
·        Tujuan jangka panjang : Klien dapat mengatasi rasa gatal secara mandiri, infeksi sembuh.
·        Tujuan jangka pendek : Rasa gatal  hilang /  berkurang.
Intervensi
a.      Anjurkan  klien untuk menjaga agar daerah lipat paha tetap kering.
R  :   Mencegah perkembangan jamur, kerena daerah yang lembab dan basah merupakan tempat yang ideal berkembang biaknya jamur candida.
b.      Anjurkan untuk ganti pakaian dalam 3 – 4 jam atau setiap habis BAK.
R  :   Menjaga kelembaban daerah genetalia agar tidak basah atau terlalu kering.
c.       Jelaskan dan dorong untuk segera mengeringkan daerah genetalia dan perineal sehabis BAB dan sebaiknya dengan tissue / lap sekali pakai.
R  :   Menjaga kelembaban dan tetap kering, serta mencegah infeksi berulang.
d.      Berikan  antiseptik larutan Iodine Poviden 5 – 10 % 3 – 4 kali sehari.
R  :Mencegah berkembangnya jamur dan mengurangi rasa gatal.
e.       Anjurkan untuk mandi  2 – 3 kali sehari dengan sabun anti septik.
R  :   Meningkatkan perawatan diri dan mencegah berkembang biaknya jamur.
f.       Kolaborasi dengan medis.
R  :   Untuk pemberian obat-obatan anti jamur yang sesuai.
2.      Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan, kurang terpajan informasi, ditandai dengan :  Sering menanyakan keadaan penyakitnya, Mengutarakan perasaan cemas, Kegagalan untuk mengikuti perawatan, Penggunaan antibiotik, kortikosteroid yang lama.
Tujuan :
Ø Tujuan jangka panjang : Postur tubuh rileks, cemas berkurang / hilang
Ø Tujuan jangka pendek : Klien mengetahui tentang penyakitnya serta perawatan yang diberikan.
Intervensi keperawatan :
a.      Kaji penyebab kecemasan klien lainnya dan koping yang berhasil dimasa lalu.
R   :  Dapat memberikan gambaran untuk pemecahan masalah dan rencana tindakan selanjutnya.
b.       Berikan informasi nyata tentang penyakitnya.
R   :  Memberikan pemahaman dan informasi yang nyata dapat menurunkan ketegangan dan kecemasan.
c.       Berikan dan dorong klien untuk bertanya.
R   :  Mengungkapkan ketidaktahuan klien dapat mengurangi rasa cemas.
d.      Berikan umpan balik yang dapat diterima / sesuai kemampuan klien.
R   :  Membagi perasaan dihargai terhadap klien dan mengurangi kecemasan.
3.      Perubahan pola tidur berhubungan dengan gatal – gatal dilipatan paha, pruritus perineal . ditandai dengan : Mengutarakan tidur malam kurang karena gatal-gatal, Mata tampak mengantuk, Sklera berwarna putih kemerahan, Garis hitam dibawah mata.
Tujuan :
Ø Tujuan jangka panjang : Pasien dapat tidur pada malam hari seperti biasanya.
Ø Tujuan jangka pendek : Turut berperilaku yang dapat meningkatkan kebutuhan tidur.
Intervensi Keperawatan : 
a.      Kaji kebutuhan tidur klien
R  :   Untuk mengidentifikasi kebiasaan tidur klien dan tindakan yang diberikan.
b.       Anjurkan untuk mengolesi pada sekitar lipatan paha dengan Iodine poviden 5 – 10 % setiap akan tidur.
R  :   Dapat mengurangi rasa gatal dan memberikan rasa nyaman.
c.       Anjurkan untuk mengganti pakaian dalam ketika akan tidur dengan yang bersih.
R  :   Untuk mencegah infeksi sekunder dan memberikan rasa nyaman.
d.      Anjurkan dan beritahu untuk mengatur lingkungan yang terang dan nyaman untuk istirahat / tidur sesuai kesukaan klien, atau posisi yang nyaman untuk tidur sesuai kebiasaan klien.













DAFTAR PUSTAKA.
Adhi Djuanda, prof. Dr.1999. Ilmu Penyakit kulit & Kelamin. Jakarta.
Anonim. 1992. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas. Jakarta.
Depkes RI.
Doenges, Marylinn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi III.
Jakarta. EGC        
Go to Top
Copyright © 2015 KRIS BUDADHARMA
Distributed By My Blogger Themes | Template Created By