Askep TUMOR OTAK


1.    DEFINISI
Tumor otak adalah tumor jinak pada selaput otak atau salah satu otak (Rosa Mariono, MA, Standart asuhan Keperawatan St. Carolus, 2000)
Tumor otak adalah terdapatnya lesi yang ditimbulkan karena ada desakan ruang baik jinak maupun ganas yang tumbuh di otak, meningen, dan tengkorak. (price, A. Sylvia, 1995: 1030)
Tumor otak adalah lesi intra kranial yang menempati ruang dalam tulang tengkorak. Neoplasama ialah sekumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus menerus secara terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh. (Patologi, dr. Achmad Tjarta 1973).

2.    ETIOLOGI
Penyeban tumor otak belum diketahui pasti, tapi dapat diperkirakan karena    :
a.    Genetik
Tumor susunan saraf pusat primer nerupakan komponen besar dari beberapa gangguan yang diturunkan sebagi kondisi autosomal, dominant termasuk sklerasis tuberose, neurofibromatosis.
b.    Kimia dan Virus
Pada binatang telah ditemukan bahwa karsinogen kimia dan virus menyebabkan terbentuknya neoplasma primer susunan saraf pusat tetapi hubungannya dengan tumor pada manusia masih belum jelas.
c.    Radiasi
Pada manusia susunan saraf pusat pada masa kanak-kanak menyebablkan terbentuknya neoplasma setelah dewasa.
d.    Trauma
Trauma yang berulang menyebabkan terjadinya meningioma (neoplasma selaput otak). Pengaruh trauma pada patogenesis neoplasma susunan saraf pusat belum diketahui.

3.    PATOFISIOLOGI
Tumor otak menyebabkan gangguan neurologik progresif. Gangguan neurologik pada tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh dua faktor : gangguan fokal disebabkan oleh tumor dan kenaikan tekanan intracranial.
Gangguan fokal terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan otak, dan infiltrasi atau invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron.
Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang bertumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan dengan gangguan serebrovaskuler primer.
Serangan kejang sebagai gejala perunahan kepekaan neuron dihubungkan dengan kompesi invasi dan perubahan suplai darah ke jaringan otak. Bebrapa tumor membentuk kista yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat ganggguan neurologist fokal.
Peningkatan tekanan intrakranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor : bertambahnya massa dalam tengkorak, terbentuknya edema sekitar tumor, dan perubahan sirkulasi cairan serebrospinal.
Beberapa tumor dapat menyebabkan perdarahan. Obstruksi vena dan edema yang disebabkan oleh kerusakan sawar darah otak, semuanya menimbulkan kenaikan volume intracranial dan meningkatkan tekanan intracranial. Obstruksi sirkulasi cairan serebrospinal dari ventrikel lateral ke ruangan subaraknoid menimbulkan hidrosefalus.
Peningkatan tekanan intracranial akan membahayakan jiwa. Mekanisme kompensasi memerlukan waktu lama untuk menjadi efektif dan oleh karena itu tak berguna apabila tekanan intrakranial timbul cepat.
Mekanisme kompensasi ini antara lain bekerja menurunkan volume darah intracranial, volume cairan serebrospinal, kandungan cairan intrasel dan mengurangi sel-sel parenkim, kenaikan tekanan yang tidak diobati mengakibatkan herniasi unkus atau serebelum yang timbul bilagirus medialis lobus temporalis bergeser ke inferior melalui insisura tentorial oleh massa dalam hemisfer otak. Herniasi menekan mesensenfalon, menyebabkan hilangnya kesadaran dan menekan saraf otak ketiga. Kompresi medula oblogata dan henti pernafasan terjadi dengan cepat.
Perubahan fisiologi lain terjadi akibat peningkatan intracranial yang cepat adalah bradikardia progresif, hipertensi sistemik (pelebaran tekanan nadi), dan gangguan pernafasan.
1.    TANDA DAN GEJALA
a.    Nyeri Kepala
Merupakan gejala awal pada 20% penderita dengan tumor otak yang kemudian berkembang menjadi 60%. Nyerinya tumpul dan intermitten. Nyeri kepala berat juga sering diperhebat oleh perubahan posisi, batuk, maneuver valsava dan aktivitas fisik. Muntah ditemukan bersama nyeri kepala pada 50% penderita. Nyeri kepala ipsilateral pada tumor supratentorial sebanyak 80 % dan terutama pada bagian frontal. Tumor pada fossa posterior memberikan nyeri alih ke oksiput dan leher.
b.    Perubahan Status Mental
Gangguan konsentrasi, cepat lupa, perubahan kepribadian, perubahan mood dan berkurangnya inisiatif adalah gejala-gejala umum pada penderita dengan tumor lobus frontal atau temporal. Gejala ini bertambah buruk dan jika tidak ditangani dapat menyebabkan terjadinya somnolen hingga koma.
c.    Seizure
Adalah gejala utama dari tumor yang perkembangannya lambat seperti astrositoma, oligodendroglioma dan meningioma. Paling sering terjadi pada tumor di lobus frontal baru kemudian tumor pada lobus parietal dan temporal.
d.    Edema Papil
Gejala umum yang tidak berlangsung lama pada tumor otak, sebab dengan teknik neuroimaging tumor dapat segera dideteksi. Edema papil pada awalnya tidak menimbulkan gejala hilangnya kemampuan untuk melihat, tetapi edema papil yang berkelanjutan dapat menyebabkan perluasan bintik buta, penyempitan lapangan pandang perifer dan menyebabkan penglihatan kabur yang tidak menetap.
e.    Muntah
Muntah sering mengindikasikan tumor yang luas dengan efek dari massa tumor tersebut juga mengindikasikan adanya pergeseran otak. Muntah berulang pada pagi dan malam hari, dimana muntah yang proyektil tanpa didahului mual menambah kecurigaan adanya massa intracranial.
f.     Vertigo
Pasien merasakan pusing yang berputar dan mau jatuh



2.    PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a.    Arterigrafi atau Ventricolugram  :    Untuk mendeteksi kondisi patologi pada sistem ventrikel dan cisterna.
b.    CT – SCAN                                 :    Dasar dalam menentukan diagnosa.
       
     


Ket. Gambar CT Scan



c.    Radiogram                                  :    Memberikan informasi yang sangat berharga mengenai struktur, penebalan dan klasifikasi; posisi kelenjar pinelal yang mengapur dan posisi selatursika.
d.    Elektroensefalogram (EEG)       :    Memberi informasi mengenai perubahan kepekaan neuron.
e.    Ekoensefalogram                       :    Memberi informasi mengenai pergeseran kandungan intra serebral.
f.     Sidik otak radioaktif                    :    Memperlihatkan daerah-daerah akumulasi abnormal dari zat radioaktif. Tumor otak mengakibatkan kerusakan sawar darah otak yang menyebabkan akumulasi abnormal zat radioaktif.
g.    Rontgent tengkorak                   :     Untuk diagnostik sekurang – kurangnya diambil
                                                         dari 2 arah, ialah antero posterior dan lateral.

3.    PENATALAKSANAAN MEDIS
a.    Pembedahan.
1)    Craniotomi
b.    Radiotherapi
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula merupakan therapi tunggal.
Adapun efek samping : kerusakan kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang tenggorkan.
c.    Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti tumor yang sudah menyebar dalam aliran darah.
Efek samping : lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah terserang penyakit.
d.    Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk tumor yang sudah bermetastase.

4.    KOMPLIKASI
Adapun komplikasi yang dapat kita temukan pada pasien yang menderita tumor otak ialah :
a. Gangguan fisik neurologist
b. Gangguan kognitif
c. Gangguan tidur dan mood
d. Disfungsi seksual

5.    ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUMOR OTAK
A.   PENGKAJIAN
1.    Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan dan kesehatan
a.    Riwayat keluarga denga tumor
b.    Terpapar radiasi berlebih.
c.    Adanya riwayat masalah visual-hilang ketajaman penglihatan dan diplopia
d.    Kecanduan Alkohol, perokok berat
e.    Terjadi perasaan abnormal
f.     Gangguan kepribadian / halusinasi
2.    Pola nutrisi metabolic
a.    Riwayat epilepsy
b.    Nafsu makan hilang
c.    Adanya mual, muntah selama fase akut
d.    Kehilangan sensasi pada lidah, pipi dan tenggorokan
e.    Kesulitan menelan (gangguan pada refleks palatum dan Faringeal)
3.    Pola eliminasi
a.    Perubahan pola berkemih dan buang air besar (Inkontinensia)
b.    Bising usus negative
4.    Pola aktifitas dan latihan
a.    Gangguan tonus otot terjadinya kelemahan otot, gangguan tingkat kesadaran
b.    Resiko trauma karena epilepsy
c.    Hamiparase, ataksia
d.    Gangguan penglihatan
e.    Merasa mudah lelah, kehilangan sensasi (Hemiplefia)
5.    Pola tidur dan istirahat
Susah untuk beristirahat dan atau mudah tertidur
6.    Pola persepsi kognitif dan sensori
a.    Pusing
b.    Sakit kepala
c.    Kelemahan
d.    Tinitus
e.    Afasia motorik
f.     Hilangnya rangsangan sensorik kontralateral
g.    Gangguan rasa pengecapan, penciuman dan penglihatan
h.    Penurunan memori, pemecahan masalah
i.      Kehilangan kemampuan masuknya rangsang visual
j.      Penurunan kesadaran sampai dengan koma.
k.    Tidak mampu merekam gambar
l.      Tidak mampu membedakan kanan/kiri
7.    Pola persepsi dan konsep diri
a.    Perasaan tidak berdaya dan putus asa
b.    Emosi labil dan kesulitan untuk mengekspresikan
8.    Pola peran dan hubungan dengan sesame
a.    Masalah bicara
b.    Ketidakmampuan dalam berkomunikasi ( kehilangan komunikasi verbal/ bicara pelo)
9.    Reproduksi dan seksualitas
a.    Adanya gangguan seksualitas dan penyimpangan seksualitas
b.    Pengaruh/hubungan penyakit terhadap seksualitas
10.  Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress
a.    Adanya perasaan cemas,takut,tidak sabar ataupun marah
b.    Mekanisme koping yang biasa digunakan
c.    Perasaan tidak berdaya, putus asa
d.    Respon emosional klien terhadap status saat ini
e.    Orang yang membantu dalam pemecahan masalah
f.     Mudah tersinggung
11.  Sistem kepercayaan
Agama yang dianut, apakah kegiatan ibadah terganggu

B.   DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.    DP Pre-Operasi
a.    Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah dan tidak nafsu makan / pertumbuhan sel-sel kanker
b.    Nyeri kepala berhubungan dengan proses pertumbuhan sel-sel kanker pada otak/mendesak otak.
c.    Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan gangguan pergerakan dan kelemahan.
d.    Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan kerusakan sirkulasi serebral.
e.    Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan, perubahan peran, perubahan citra diri
f.     Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penanganan penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi
g.    Kecemasan berhubungan dengan rencana pembedahan
2.    DP Post-Operasi
a.    Nyeri yang berhubungan dengan efek dari pembedahan
b.    Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan, perubahan peran, perubahan citra diri.
c.    Kurang pengetahuan tentang tumor otak yang berhubungan dengan ketidaktahuan tentang sumber informasi
d.    Kecemasan yang berhubungan dengan penyakit kronis dan masa depan yang tidak pasti.

C.   RENCANA KEPERAWATAN
1.    Diagnosa Keperawatan Pre-Operasi
a.    Dp 1. Nyeri berhubungan dengan proses pertumbuhan sel-sel kanker
1)    Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan
2)    Hasil yang diharapkan : Nyeri berkurang sampai dengan hilang
3)    Rencana Tindakan :
a)    Kaji karakteristik nyeri, lokasi, frekfensi
Rasional : mengetahui tingkat nyeri sebagai evaluasi untuk intervensi selanjutnya
b)    Kaji faktor penyebab timbul nyeri (takut , marah, cemas)
Rasional : dengan mengetahui faktor penyebab nyeri menentukan tindakan untuk mengurangi nyeri
c)    Ajarkan tehnik relaksasi tarik nafas dalam
Rasional : tehnik relaksasi dapat mengatsi rasa nyeri
d)    Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik
Rasional : analgetik efektif untuk mengatasi nyeri
b.    Dp 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah dan tidak nafsu makan.
1)    Tujuan : Kebutuhsn nutrisi dapat terpenuhi setelah dilakukan keperawatan
2)    Hasil yang diharapkan:
a)    Nutrisi klien terpenuhi
b)    Mual berkurang sampai dengan hilang.
3)    Rencana tindakan:
a)    Hidangkan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan hangat.
Rasional : Makanan yang hangat menambah nafsu makan.
b)    Kaji kebiasaan makan klien.
Rasional : Jenis makanan yang disukai akan membantu meningkatkan nafsu makan klien.
c)    Ajarkan teknik relaksasi yaitu tarik napas dalam.
Rasional : Tarik nafas dalam membantu untuk merelaksasikan dan mengurangi mual.
d)    Timbang berat badan bila memungkinkan.
Rasional : Untuk mengetahui kehilangan berat badan.
e)    Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian vitamin
Rasional : Mencegah kekurangan karena penurunan absorsi vitamin larut dalam lemak
c.    DP 3. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan gangguan pergerakan dan kelemahan.
1)    Tujuan : Gangguan mobilitas fisik teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan
2)    Kriteria Hasil : Pasien mendemonstrasikan tehnik / prilaku yang memungkinkan dilakukannya kembali aktifitas.
3)    Rencana tindakan :
a)    Kaji derajat mobilisasi pasien dengan menggunakan skala ketergantungan
( 0-4 )
Rasional : seseorang dalam semua kategori sama-sama mempunyai resiko kecelakaan.
b)    Letakkan pasien pada posisi tertentu untuk menghindari kerusakan karena tekanan.
Rasional : Perubahan posisi yang teratur meningkatkan sirkulasi pada seluruh tubuh.
c)    Bantu untuk melakukan rentang gerak
Rasional : Mempertahankan mobilisasi dan fungsi sendi
d)    Tingkatkan aktifitas dan partisipasi dalam merawat diri sendiri sesuai kemampuan
Rasional : Proeses penyembuhan yang lambat sering kali menyertai trauma kepala, keterlibatan pasien dalam perencanaan dan keberhasilan.
e)    Berikan perawatan kulit dengan cermat, masase dengan pelembab.
Rasional : Meningkatkan sirkulasi dan elastisitas kulit

d.    Dp 4. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan kerusakan sirkulasi serebral.
1)    Tujuan : Klien dapat membuat metode komunikasi dimana kebutuhan dapat di ekspresikan
2)    Kriteria Hasil :
a)    Mengindikasikan pemahaman tentang masalah komunikasi
b)    Membuat metode komunikasi dimana kebutuhan dapat diekspresikan
c)    Menggunakan sumber-sumber dengan tepat

3)    Intervensi :
a)    Kaji tipe/derajat disfungsi seperti pasien tidak tampak memahami kata atau mangalami kesulitan berbicara atau membuat pengertian sendiri
Rasional : Membantu menentukan daerah dan derajat kerusakan serebral yang terjadi dan kesulitan pasien dalam bebrapa atau seluruh tahap proses komunikasi.
b)    Perhatikan kesalahan dalam komunikasi dan berikan umpan balik
Rasional : Pasien mungkin kehilangan kemampuan untuk memantau ucapn yang keluar dan tidak menyadari bahwa komunikasi yang diucapkan tidak nyata.
c)    Minta pasien untuk mengikuti perintah sederhana
Rasional : menilai adanya kerusakan motorik
d)    Katakan secara langsung pada pasien, bicara perlahan dan tenang
Rasional : menurunkan kebingungan/ansietas selama proses komunikasi dan respon pada informasi yang lebih banyak pada satu waktu tertentu.
e.    DP 5. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan, perubahan peran, perubahan citra diri.
1)    Tujuan : Gangguan harga diri teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan
2)    Kriteria Hasil : Klien dapat percaya diri dengan keadaan penyakitnya.
3)    Intervensi:
a)    Kaji respon, reaksi keluarga dan pasien terhadap penyakit dan penanganannya.
Rasional : Untuk mempermudah dalam proses pendekatan.
b)    Kaji hubungan antara pasien dan anggota keluarga dekat.
Rasional : Support keluarga membantu dalam proses penyembuhan.
c)    Libatkan semua orang terdekat dalam pendidikan dan perencanaan perawatan di rumah.
Rasional : Dapat memudahkan beban terhadap penanganan dan adaptasi di rumah.
d)    Berikan waktu/dengarkan hal-hal yang menjadi keluhan.
Rasional : Dukungan yang terus menerus akan memudahkan dalam proses adaptasi.

f.     DP 6. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penanganan penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi.
1)    Tujuan : Pengetahuan pasien bertambah mengenai kondisi dan penanganan penyakit setelah dilakukan tindakan keperawatan
2)    Kriteria Hasil : Pasien mengerti penyebab ginjal dan komplikasinya.
3)    Rencana Keperawatan:
a)    Kaji pemahaman pasien, keluarga mengenai penyebab gagal ginjal dan penanganannya.
Rasional  : Instruksi dasar untuk penyuluhan lebih lanjut.
b)    Jelaskan fungsi renal dan konsekuensinya sesuai dengan tingkat pemahaman klien.
Rasional  : Menambah pengetahuan pasien.
c)    Bantu pasien untuk mengidentifikasi cara-cara memahami perubahan akibat penyakit.
Rasional : Pasien dapat melihat bahwa kehidupannya tidak harus berubah.
g.    Dp 7. Kecemasan berhubungan dengan rencana pembedahan
1)    Tujuan : Kecemasan dapat diminimalkan setelah dilakukan tindakan keperawatan
2)    Hasil yang diharapkan : Kecemasan pasien berkurang
3)    Rencana Tindakan:
a)    Jelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien
Rasional : pasien kooperatif dalam segala tindakan dan mengurangi kecemasan pasien
b)    Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaan akan ketakutannya
Rasional : untuk mengurangi kecemasan

c)    Evaluasi tingkat pemahaman pasien / orang terdekat tentang diagnosa medic
Rasional : memberikan informasi yang perlu untuk memilih intervensi yang tepat


d)    Akui rasatakut/ masalah pasien dan dorong mengekspresikan perasaan
Rasional : dukungan memampukan pasien memulai membuka/ menerima kenyataan penyakit dan pengobatan
2.    Diagnosa Keperawatan Post Operai
a.    DP 1 : Nyeri yang berhubungan dengan efek dari pembedahan.
1)    Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan
2)    Kriteria Hasil :
a)    Pasien dapat menjalani aktivitas tanpa merasa nyeri
b)    Ekspresi wajah rileks
c)    Klien mendemonstrasikan ketidaknyamananya hilang
3)    Rencana Keperawatan :
a)    Kaji tingkat nyeri (lokasi, durasi, intensitas, kualitas) tiap 4 – 6 jam
Rasional : Sebagai indikator awal dalam menentukan intervensi berikutnya
b)    Kaji keadaan umum pasien dan TTV
Rasional : Sebagai indikator awal dalam menentukan intervensi berikutnya
c)    Beri posisi yang menyenangkan bagi pasien
Rasional : Untuk membantu pasien dalam pengontrolan nyeri
d)    Beri waktu istrahat yang banyak dan kurangi pengunjung sesuai keinginan pasien
Rasional  : Dapat menurunkan ketidaknyamanan fisik dan emosional
e)    Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
Rasional  : Membantu dalam penyembuhan pasien
b.    DP 2. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan, perubahan peran, perubahan citra diri.
1)    Tujuan : Gangguan harga diri teratasi setelah dilakuakn tindakan keperawatan
2)    Kriteria Hasil : Klien dapat percaya diri dengan keadaan penyakitnya.
3)    Rencana keperawatan :
a)    Kaji respon, reaksi keluarga dan pasien terhadap penyakit dan penanganannya.
Rasional  : Untuk mempermudah dalam proses pendekatan.

b)    Kaji hubungan antara pasien dan anggota keluarga dekat.
Rasional : Support keluarga membantu dalam proses penyembuhan.
c)    Libatkan semua orang terdekat dalam pendidikan dan perencanaan perawatan di rumah.
Rasional : Dapat memudahkan beban terhadap penanganan dan adaptasi di rumah.
d)    Berikan waktu/dengarkan hal-hal yang menjadi keluhan.
Rasional : Dukungan yang terus menerus akan memudahkan dalam proses adaptasi.
c.    DP 3. Kurang pengetahuan tentang tumor otak yang berhubungan dengan ketidaktahuan tentang sumber informasi
1)    Tujuan : Informasi tentang perawatan diri dan status nutrisi dipahami setalah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam
2)    Sasaran :
a)    Klien menyatakan pemahaman tentang informasi yang diberikan
b)    Klien menyatakan kesadaran dan merencanakan perubahan pola perawatan diri
3)    Intervensi :
a)    Kaji tingkat pengetahuan pasien
Rasional : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dalam penerimaan informasi, sehingga dapat memberikan informasi secara tepat
b)    Diskusikan hubungan tentang agen penyebab terhadap penyakit Ca. Paru
Rasional : Memberikan pemahaman kepada pasien tentang hal-hal yang menjadi pencetus penyakit
c)    Jelaskan tanda dan gejala perforasi
Rasional : Gejala perforasi adalah nyeri pada dada
d)    Jelaskan pentingnya lingkungan tanpa stress
Rasional : Untuk mencegah peningkatan stimulasi simpatis
e)    Diskusikan tentang metode pelaksanaan stress
Rasional : Cara penatalaksanaan stress : relaksasi, latihan dan pengobatan


d.    DP 4 Kecemasan yang berhubungan dengan penyakit kronis dan masa depan yang tidak pasti.
1)    Tujuan : Kecemaskan dapat diminimalkan setelah dilakukan tindakan keperawatan
2)    Kriteria Hasil : Kecemasan berkurang.
3)    Intervensi:
a)    Mendengarkan keluhan klien dengan sabar.
Rasional : Menghadapi isu pasien dan perlu dijelaskan dan membuka cara penyelesaiannya.
b)    Menjawab pertanyaan klien dan keluarga dengan ramah.
Rasional : Membuat pasien yakin dan percaya.
c)    Mendorong klien dan keluarga mencurahkan isi hati.
Rasional : Membuat kepercayaan dan menurunkan kesalahan persepsi.
d)    Menggunakan teknik komunikasi terapeutik.
Rasional  : Menjalin hubungan saling percaya pasien.
e)    Berikan kenyamanan fisik pasien.
Rasional : Ini sulit untuk menerima dengan isu emosi bila pengalaman ekstrem/ketidaknyamanan fisik menetap.
















DAFTAR PUSTAKA


A.K. Muda, Ahmad, (2003). Kamus Lengkap Kedokteran.Edisi Revisi. Jakarta : Gitamedia Press.
Juall Carpenito, lynda RN,(1999).Diagnosa dan Rencana Keperawatan. Ed 3. Jakarta : Media Aesculappius.
Purnawan Ajunadi, Atiek S.seomasto, Husna Ametz,(1982). Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius.Fakultas Kedokteran : UI.
Syaifuddin.(1997). Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat. Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran (EGC).
Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Penerbit Kedokteran (EGC)
http;//krisbudadharma.blogspot.com/2012/07/tumor-otak.html

0 komentar:

Go to Top
Copyright © 2015 KRIS BUDADHARMA
Distributed By My Blogger Themes | Template Created By