1. DEFINISI
Tumor
otak adalah tumor jinak pada selaput otak atau salah satu otak (Rosa Mariono,
MA, Standart asuhan Keperawatan St. Carolus, 2000)
Tumor
otak adalah terdapatnya lesi yang ditimbulkan karena ada desakan ruang baik
jinak maupun ganas yang tumbuh di otak, meningen, dan tengkorak. (price, A.
Sylvia, 1995: 1030)
Tumor
otak adalah lesi intra kranial yang menempati ruang dalam tulang tengkorak. Neoplasama ialah sekumpulan
sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus menerus secara
terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi
tubuh. (Patologi, dr. Achmad Tjarta 1973).
2. ETIOLOGI
Penyeban tumor otak belum
diketahui pasti, tapi dapat diperkirakan karena :
a.
Genetik
Tumor susunan saraf pusat
primer nerupakan komponen besar dari beberapa gangguan yang diturunkan sebagi
kondisi autosomal, dominant termasuk sklerasis tuberose, neurofibromatosis.
b.
Kimia
dan Virus
Pada binatang telah
ditemukan bahwa karsinogen kimia dan virus menyebabkan terbentuknya neoplasma
primer susunan saraf pusat tetapi hubungannya dengan tumor pada manusia masih
belum jelas.
c.
Radiasi
Pada manusia susunan saraf
pusat pada masa kanak-kanak menyebablkan terbentuknya neoplasma setelah dewasa.
d.
Trauma
Trauma yang berulang
menyebabkan terjadinya meningioma (neoplasma selaput otak). Pengaruh trauma
pada patogenesis neoplasma susunan saraf pusat belum diketahui.
3. PATOFISIOLOGI
Tumor
otak menyebabkan gangguan neurologik progresif. Gangguan neurologik pada tumor
otak biasanya dianggap disebabkan oleh dua faktor : gangguan fokal disebabkan
oleh tumor dan kenaikan tekanan intracranial.
Gangguan
fokal terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan otak, dan infiltrasi
atau invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron.
Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang bertumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan dengan gangguan serebrovaskuler primer.
Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang bertumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan dengan gangguan serebrovaskuler primer.
Serangan
kejang sebagai gejala perunahan kepekaan neuron dihubungkan dengan kompesi
invasi dan perubahan suplai darah ke jaringan otak. Bebrapa tumor membentuk
kista yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat ganggguan
neurologist fokal.
Peningkatan
tekanan intrakranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor : bertambahnya massa
dalam tengkorak, terbentuknya edema sekitar tumor, dan perubahan sirkulasi
cairan serebrospinal.
Beberapa
tumor dapat menyebabkan perdarahan. Obstruksi vena dan edema yang disebabkan
oleh kerusakan sawar darah otak, semuanya menimbulkan kenaikan volume
intracranial dan meningkatkan tekanan intracranial. Obstruksi sirkulasi cairan
serebrospinal dari ventrikel lateral ke ruangan subaraknoid menimbulkan
hidrosefalus.
Peningkatan tekanan intracranial akan membahayakan jiwa. Mekanisme kompensasi memerlukan waktu lama untuk menjadi efektif dan oleh karena itu tak berguna apabila tekanan intrakranial timbul cepat.
Peningkatan tekanan intracranial akan membahayakan jiwa. Mekanisme kompensasi memerlukan waktu lama untuk menjadi efektif dan oleh karena itu tak berguna apabila tekanan intrakranial timbul cepat.
Mekanisme
kompensasi ini antara lain bekerja menurunkan volume darah intracranial, volume
cairan serebrospinal, kandungan cairan intrasel dan mengurangi sel-sel
parenkim, kenaikan tekanan yang tidak diobati mengakibatkan herniasi unkus atau
serebelum yang timbul bilagirus medialis lobus temporalis bergeser ke inferior
melalui insisura tentorial oleh massa dalam hemisfer otak. Herniasi menekan
mesensenfalon, menyebabkan hilangnya kesadaran dan menekan saraf otak ketiga.
Kompresi medula oblogata dan henti pernafasan terjadi dengan cepat.
Perubahan
fisiologi lain terjadi akibat peningkatan intracranial yang cepat adalah
bradikardia progresif, hipertensi sistemik (pelebaran tekanan nadi), dan
gangguan pernafasan.
1.
TANDA
DAN GEJALA
a. Nyeri
Kepala
Merupakan gejala awal pada 20% penderita
dengan tumor otak yang kemudian berkembang menjadi 60%. Nyerinya tumpul dan
intermitten. Nyeri kepala berat juga sering diperhebat oleh perubahan posisi,
batuk, maneuver valsava dan aktivitas fisik. Muntah ditemukan bersama nyeri
kepala pada 50% penderita. Nyeri kepala ipsilateral pada tumor supratentorial
sebanyak 80 % dan terutama pada bagian frontal. Tumor pada fossa posterior
memberikan nyeri alih ke oksiput dan leher.
b. Perubahan
Status Mental
Gangguan konsentrasi, cepat lupa,
perubahan kepribadian, perubahan mood dan berkurangnya inisiatif adalah
gejala-gejala umum pada penderita dengan tumor lobus frontal atau temporal.
Gejala ini bertambah buruk dan jika tidak ditangani dapat menyebabkan
terjadinya somnolen hingga koma.
c. Seizure
Adalah gejala utama dari tumor yang
perkembangannya lambat seperti astrositoma, oligodendroglioma dan meningioma.
Paling sering terjadi pada tumor di lobus frontal baru kemudian tumor pada
lobus parietal dan temporal.
d. Edema
Papil
Gejala umum yang tidak berlangsung lama
pada tumor otak, sebab dengan teknik neuroimaging tumor dapat segera dideteksi.
Edema papil pada awalnya tidak menimbulkan gejala hilangnya kemampuan untuk
melihat, tetapi edema papil yang berkelanjutan dapat menyebabkan perluasan
bintik buta, penyempitan lapangan pandang perifer dan menyebabkan penglihatan
kabur yang tidak menetap.
e. Muntah
Muntah sering mengindikasikan tumor yang
luas dengan efek dari massa tumor tersebut juga mengindikasikan adanya
pergeseran otak. Muntah berulang pada pagi dan malam hari, dimana muntah yang
proyektil tanpa didahului mual menambah kecurigaan adanya massa intracranial.
f. Vertigo
Pasien
merasakan pusing yang berputar dan mau jatuh
2. PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
a.
Arterigrafi
atau Ventricolugram : Untuk
mendeteksi kondisi patologi pada sistem ventrikel dan cisterna.
b.
CT
– SCAN : Dasar
dalam menentukan diagnosa.
Ket.
Gambar CT Scan
c.
Radiogram
: Memberikan
informasi yang sangat berharga mengenai struktur, penebalan dan klasifikasi; posisi
kelenjar pinelal yang mengapur dan posisi selatursika.
d.
Elektroensefalogram
(EEG) : Memberi
informasi mengenai perubahan kepekaan neuron.
e.
Ekoensefalogram
: Memberi
informasi mengenai pergeseran kandungan intra serebral.
f.
Sidik
otak radioaktif : Memperlihatkan
daerah-daerah akumulasi abnormal dari zat radioaktif. Tumor otak mengakibatkan
kerusakan sawar darah otak yang menyebabkan akumulasi abnormal zat radioaktif.
g.
Rontgent
tengkorak : Untuk diagnostik sekurang – kurangnya diambil
dari 2 arah, ialah antero
posterior dan lateral.
3.
PENATALAKSANAAN MEDIS
a.
Pembedahan.
1) Craniotomi
b.
Radiotherapi
Biasanya merupakan kombinasi dari
terapi lainnya tapi tidak jarang pula merupakan therapi tunggal.
Adapun efek samping : kerusakan kulit
di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis,
radang tenggorkan.
c.
Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti tumor yang
sudah menyebar dalam aliran darah.
Efek samping : lelah, mual, muntah,
hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah terserang penyakit.
d.
Manipulasi
hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk tumor yang sudah bermetastase.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk tumor yang sudah bermetastase.
4.
KOMPLIKASI
Adapun komplikasi yang dapat kita temukan pada pasien yang menderita tumor otak ialah :
a. Gangguan fisik neurologist
b. Gangguan kognitif
c. Gangguan tidur dan mood
d. Disfungsi seksual
Adapun komplikasi yang dapat kita temukan pada pasien yang menderita tumor otak ialah :
a. Gangguan fisik neurologist
b. Gangguan kognitif
c. Gangguan tidur dan mood
d. Disfungsi seksual
5.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
TUMOR OTAK
A. PENGKAJIAN
1.
Pola
persepsi kesehatan dan pemeliharaan dan kesehatan
a.
Riwayat
keluarga denga tumor
b.
Terpapar
radiasi berlebih.
c.
Adanya
riwayat masalah visual-hilang ketajaman penglihatan dan diplopia
d.
Kecanduan
Alkohol, perokok berat
e.
Terjadi
perasaan abnormal
f.
Gangguan
kepribadian / halusinasi
2.
Pola
nutrisi metabolic
a.
Riwayat
epilepsy
b.
Nafsu
makan hilang
c.
Adanya
mual, muntah selama fase akut
d.
Kehilangan
sensasi pada lidah, pipi dan tenggorokan
e.
Kesulitan
menelan (gangguan pada refleks palatum dan Faringeal)
3.
Pola
eliminasi
a.
Perubahan
pola berkemih dan buang air besar (Inkontinensia)
b.
Bising
usus negative
4.
Pola
aktifitas dan latihan
a.
Gangguan
tonus otot terjadinya kelemahan otot, gangguan tingkat kesadaran
b.
Resiko
trauma karena epilepsy
c.
Hamiparase,
ataksia
d.
Gangguan
penglihatan
e.
Merasa
mudah lelah, kehilangan sensasi (Hemiplefia)
5.
Pola
tidur dan istirahat
Susah untuk beristirahat
dan atau mudah tertidur
6.
Pola
persepsi kognitif dan sensori
a.
Pusing
b.
Sakit
kepala
c.
Kelemahan
d.
Tinitus
e.
Afasia
motorik
f.
Hilangnya
rangsangan sensorik kontralateral
g.
Gangguan
rasa pengecapan, penciuman dan penglihatan
h.
Penurunan
memori, pemecahan masalah
i.
Kehilangan
kemampuan masuknya rangsang visual
j.
Penurunan
kesadaran sampai dengan koma.
k.
Tidak
mampu merekam gambar
l.
Tidak
mampu membedakan kanan/kiri
7.
Pola
persepsi dan konsep diri
a.
Perasaan
tidak berdaya dan putus asa
b.
Emosi
labil dan kesulitan untuk mengekspresikan
8.
Pola
peran dan hubungan dengan sesame
a.
Masalah
bicara
b.
Ketidakmampuan
dalam berkomunikasi ( kehilangan komunikasi verbal/ bicara pelo)
9.
Reproduksi
dan seksualitas
a.
Adanya
gangguan seksualitas dan penyimpangan seksualitas
b.
Pengaruh/hubungan
penyakit terhadap seksualitas
10.
Pola
mekanisme koping dan toleransi terhadap stress
a.
Adanya
perasaan cemas,takut,tidak sabar ataupun marah
b.
Mekanisme
koping yang biasa digunakan
c.
Perasaan
tidak berdaya, putus asa
d.
Respon
emosional klien terhadap status saat ini
e.
Orang
yang membantu dalam pemecahan masalah
f.
Mudah
tersinggung
11.
Sistem
kepercayaan
Agama yang dianut, apakah
kegiatan ibadah terganggu
B. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1.
DP
Pre-Operasi
a.
Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah dan tidak
nafsu makan / pertumbuhan sel-sel kanker
b.
Nyeri
kepala berhubungan dengan proses pertumbuhan sel-sel kanker pada otak/mendesak
otak.
c.
Gangguan
mobilitas fisik yang berhubungan dengan gangguan pergerakan dan kelemahan.
d.
Kerusakan
komunikasi verbal yang berhubungan dengan kerusakan sirkulasi serebral.
e.
Gangguan
harga diri berhubungan dengan ketergantungan, perubahan peran, perubahan citra
diri
f.
Kurang
pengetahuan tentang kondisi dan penanganan penyakit berhubungan dengan
kurangnya informasi
g.
Kecemasan
berhubungan dengan rencana pembedahan
2.
DP
Post-Operasi
a.
Nyeri
yang berhubungan dengan efek dari pembedahan
b.
Gangguan
harga diri berhubungan dengan ketergantungan, perubahan peran, perubahan citra
diri.
c.
Kurang
pengetahuan tentang tumor otak yang berhubungan dengan ketidaktahuan tentang
sumber informasi
d.
Kecemasan
yang berhubungan dengan penyakit kronis dan masa depan yang tidak pasti.
C. RENCANA
KEPERAWATAN
1.
Diagnosa
Keperawatan Pre-Operasi
a.
Dp
1. Nyeri berhubungan dengan proses pertumbuhan sel-sel kanker
1)
Tujuan
: Nyeri berkurang sampai hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan
2)
Hasil
yang diharapkan : Nyeri berkurang sampai dengan hilang
3)
Rencana
Tindakan :
a)
Kaji
karakteristik nyeri, lokasi, frekfensi
Rasional :
mengetahui tingkat nyeri sebagai evaluasi untuk intervensi selanjutnya
b)
Kaji
faktor penyebab timbul nyeri (takut , marah, cemas)
Rasional :
dengan mengetahui faktor penyebab nyeri menentukan tindakan untuk mengurangi
nyeri
c)
Ajarkan
tehnik relaksasi tarik nafas dalam
Rasional : tehnik
relaksasi dapat mengatsi rasa nyeri
d)
Kolaborasi
dengan dokter untuk pemberian analgetik
Rasional :
analgetik efektif untuk mengatasi nyeri
b.
Dp
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,
muntah dan tidak nafsu makan.
1)
Tujuan
: Kebutuhsn nutrisi dapat terpenuhi setelah dilakukan keperawatan
2)
Hasil
yang diharapkan:
a)
Nutrisi
klien terpenuhi
b)
Mual
berkurang sampai dengan hilang.
3)
Rencana
tindakan:
a)
Hidangkan
makanan dalam porsi kecil tapi sering dan hangat.
Rasional :
Makanan yang hangat menambah nafsu makan.
b)
Kaji
kebiasaan makan klien.
Rasional :
Jenis makanan yang disukai akan membantu meningkatkan nafsu makan klien.
c)
Ajarkan
teknik relaksasi yaitu tarik napas dalam.
Rasional :
Tarik nafas dalam membantu untuk merelaksasikan dan mengurangi mual.
d)
Timbang
berat badan bila memungkinkan.
Rasional :
Untuk mengetahui kehilangan berat badan.
e)
Kolaborasi
dengan dokter untuk pemberian vitamin
Rasional :
Mencegah kekurangan karena penurunan absorsi vitamin larut dalam lemak
c.
DP 3. Gangguan mobilitas fisik yang
berhubungan dengan gangguan pergerakan dan kelemahan.
1)
Tujuan
: Gangguan mobilitas fisik teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan
2)
Kriteria
Hasil : Pasien
mendemonstrasikan tehnik / prilaku yang memungkinkan dilakukannya kembali
aktifitas.
3)
Rencana
tindakan :
a)
Kaji
derajat mobilisasi pasien dengan menggunakan skala ketergantungan
( 0-4 )
( 0-4 )
Rasional : seseorang dalam semua kategori
sama-sama mempunyai resiko kecelakaan.
b)
Letakkan
pasien pada posisi tertentu untuk menghindari kerusakan karena tekanan.
Rasional : Perubahan posisi yang teratur
meningkatkan sirkulasi pada seluruh tubuh.
c)
Bantu
untuk melakukan rentang gerak
Rasional : Mempertahankan mobilisasi dan fungsi
sendi
d)
Tingkatkan
aktifitas dan partisipasi dalam merawat diri sendiri sesuai kemampuan
Rasional :
Proeses penyembuhan yang lambat sering kali menyertai trauma kepala,
keterlibatan pasien dalam perencanaan dan keberhasilan.
e)
Berikan
perawatan kulit dengan cermat, masase dengan pelembab.
Rasional :
Meningkatkan sirkulasi dan elastisitas kulit
d.
Dp
4. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan kerusakan sirkulasi
serebral.
1)
Tujuan
: Klien dapat membuat metode komunikasi dimana kebutuhan dapat di ekspresikan
2)
Kriteria
Hasil :
a)
Mengindikasikan
pemahaman tentang masalah komunikasi
b)
Membuat
metode komunikasi dimana kebutuhan dapat diekspresikan
c)
Menggunakan
sumber-sumber dengan tepat
3)
Intervensi
:
a)
Kaji
tipe/derajat disfungsi seperti pasien tidak tampak memahami kata atau mangalami
kesulitan berbicara atau membuat pengertian sendiri
Rasional :
Membantu menentukan daerah dan derajat kerusakan serebral yang terjadi dan
kesulitan pasien dalam bebrapa atau seluruh tahap proses komunikasi.
b)
Perhatikan
kesalahan dalam komunikasi dan berikan umpan balik
Rasional :
Pasien mungkin kehilangan kemampuan untuk memantau ucapn yang keluar dan tidak
menyadari bahwa komunikasi yang diucapkan tidak nyata.
c)
Minta
pasien untuk mengikuti perintah sederhana
Rasional :
menilai adanya kerusakan motorik
d)
Katakan
secara langsung pada pasien, bicara perlahan dan tenang
Rasional :
menurunkan kebingungan/ansietas selama proses komunikasi dan respon pada
informasi yang lebih banyak pada satu waktu tertentu.
e.
DP
5. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan, perubahan peran, perubahan
citra diri.
1)
Tujuan
: Gangguan harga diri teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan
2)
Kriteria
Hasil : Klien dapat percaya diri dengan keadaan penyakitnya.
3)
Intervensi:
a)
Kaji
respon, reaksi keluarga dan pasien terhadap penyakit dan penanganannya.
Rasional :
Untuk mempermudah dalam proses pendekatan.
b)
Kaji
hubungan antara pasien dan anggota keluarga dekat.
Rasional :
Support keluarga membantu dalam proses penyembuhan.
c)
Libatkan
semua orang terdekat dalam pendidikan dan perencanaan perawatan di rumah.
Rasional :
Dapat memudahkan beban terhadap penanganan dan adaptasi di rumah.
d)
Berikan
waktu/dengarkan hal-hal yang menjadi keluhan.
Rasional :
Dukungan yang terus menerus akan memudahkan dalam proses adaptasi.
f.
DP
6. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penanganan penyakit berhubungan
dengan kurangnya informasi.
1)
Tujuan
: Pengetahuan pasien bertambah mengenai kondisi dan penanganan penyakit setelah
dilakukan tindakan keperawatan
2)
Kriteria
Hasil : Pasien mengerti penyebab ginjal dan komplikasinya.
3)
Rencana
Keperawatan:
a)
Kaji
pemahaman pasien, keluarga mengenai penyebab gagal ginjal dan penanganannya.
Rasional : Instruksi dasar untuk penyuluhan lebih
lanjut.
b)
Jelaskan
fungsi renal dan konsekuensinya sesuai dengan tingkat pemahaman klien.
Rasional : Menambah pengetahuan pasien.
c)
Bantu
pasien untuk mengidentifikasi cara-cara memahami perubahan akibat penyakit.
Rasional :
Pasien dapat melihat bahwa kehidupannya tidak harus berubah.
g.
Dp
7. Kecemasan berhubungan dengan rencana pembedahan
1)
Tujuan
: Kecemasan dapat diminimalkan setelah dilakukan tindakan keperawatan
2)
Hasil
yang diharapkan : Kecemasan pasien berkurang
3)
Rencana
Tindakan:
a)
Jelaskan
setiap tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien
Rasional :
pasien kooperatif dalam segala tindakan dan mengurangi kecemasan pasien
b)
Beri
kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaan akan ketakutannya
Rasional :
untuk mengurangi kecemasan
c)
Evaluasi
tingkat pemahaman pasien / orang terdekat tentang diagnosa medic
Rasional :
memberikan informasi yang perlu untuk memilih intervensi yang tepat
d)
Akui
rasatakut/ masalah pasien dan dorong mengekspresikan perasaan
Rasional :
dukungan memampukan pasien memulai membuka/ menerima kenyataan penyakit dan
pengobatan
2.
Diagnosa
Keperawatan Post Operai
a.
DP
1 : Nyeri yang berhubungan dengan efek dari pembedahan.
1)
Tujuan
: Nyeri berkurang sampai hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan
2)
Kriteria
Hasil :
a)
Pasien
dapat menjalani aktivitas tanpa merasa nyeri
b)
Ekspresi
wajah rileks
c)
Klien
mendemonstrasikan ketidaknyamananya hilang
3)
Rencana
Keperawatan :
a)
Kaji
tingkat nyeri (lokasi, durasi, intensitas, kualitas) tiap 4 – 6 jam
Rasional :
Sebagai indikator awal dalam menentukan intervensi berikutnya
b)
Kaji
keadaan umum pasien dan TTV
Rasional :
Sebagai indikator awal dalam menentukan intervensi berikutnya
c)
Beri
posisi yang menyenangkan bagi pasien
Rasional :
Untuk membantu pasien dalam pengontrolan nyeri
d)
Beri
waktu istrahat yang banyak dan kurangi pengunjung sesuai keinginan pasien
Rasional : Dapat menurunkan ketidaknyamanan fisik dan
emosional
e)
Kolaborasi
dengan dokter dalam pemberian obat
Rasional : Membantu dalam penyembuhan pasien
b.
DP
2. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan, perubahan peran,
perubahan citra diri.
1)
Tujuan
: Gangguan harga diri teratasi setelah dilakuakn tindakan keperawatan
2)
Kriteria
Hasil : Klien dapat percaya diri dengan keadaan penyakitnya.
3)
Rencana
keperawatan :
a)
Kaji
respon, reaksi keluarga dan pasien terhadap penyakit dan penanganannya.
Rasional : Untuk mempermudah dalam proses pendekatan.
b)
Kaji
hubungan antara pasien dan anggota keluarga dekat.
Rasional :
Support keluarga membantu dalam proses penyembuhan.
c)
Libatkan
semua orang terdekat dalam pendidikan dan perencanaan perawatan di rumah.
Rasional :
Dapat memudahkan beban terhadap penanganan dan adaptasi di rumah.
d)
Berikan
waktu/dengarkan hal-hal yang menjadi keluhan.
Rasional :
Dukungan yang terus menerus akan memudahkan dalam proses adaptasi.
c.
DP
3. Kurang pengetahuan tentang tumor otak yang berhubungan dengan ketidaktahuan
tentang sumber informasi
1)
Tujuan
: Informasi tentang perawatan diri dan status nutrisi dipahami setalah
dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam
2)
Sasaran
:
a)
Klien
menyatakan pemahaman tentang informasi yang diberikan
b)
Klien
menyatakan kesadaran dan merencanakan perubahan pola perawatan diri
3)
Intervensi
:
a)
Kaji
tingkat pengetahuan pasien
Rasional :
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dalam penerimaan informasi, sehingga dapat
memberikan informasi secara tepat
b)
Diskusikan
hubungan tentang agen penyebab terhadap penyakit Ca. Paru
Rasional :
Memberikan pemahaman kepada pasien tentang hal-hal yang menjadi pencetus
penyakit
c)
Jelaskan
tanda dan gejala perforasi
Rasional :
Gejala perforasi adalah nyeri pada dada
d)
Jelaskan
pentingnya lingkungan tanpa stress
Rasional :
Untuk mencegah peningkatan stimulasi simpatis
e)
Diskusikan
tentang metode pelaksanaan stress
Rasional :
Cara penatalaksanaan stress : relaksasi, latihan dan pengobatan
d.
DP
4 Kecemasan yang berhubungan dengan penyakit kronis dan masa depan yang tidak
pasti.
1)
Tujuan
: Kecemaskan dapat diminimalkan setelah dilakukan tindakan keperawatan
2)
Kriteria
Hasil : Kecemasan berkurang.
3)
Intervensi:
a)
Mendengarkan
keluhan klien dengan sabar.
Rasional :
Menghadapi isu pasien dan perlu dijelaskan dan membuka cara penyelesaiannya.
b)
Menjawab
pertanyaan klien dan keluarga dengan ramah.
Rasional :
Membuat pasien yakin dan percaya.
c)
Mendorong
klien dan keluarga mencurahkan isi hati.
Rasional :
Membuat kepercayaan dan menurunkan kesalahan persepsi.
d)
Menggunakan
teknik komunikasi terapeutik.
Rasional : Menjalin hubungan saling percaya pasien.
e)
Berikan
kenyamanan fisik pasien.
Rasional : Ini
sulit untuk menerima dengan isu emosi bila pengalaman ekstrem/ketidaknyamanan
fisik menetap.
DAFTAR
PUSTAKA
A.K.
Muda, Ahmad, (2003). Kamus Lengkap Kedokteran.Edisi Revisi. Jakarta : Gitamedia
Press.
Juall
Carpenito, lynda RN,(1999).Diagnosa dan Rencana Keperawatan. Ed 3. Jakarta :
Media Aesculappius.
Purnawan
Ajunadi, Atiek S.seomasto, Husna Ametz,(1982). Kapita Selekta Kedokteran. Media
Aesculapius.Fakultas Kedokteran : UI.
Syaifuddin.(1997).
Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat. Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran (EGC).
Doenges,
Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Penerbit
Kedokteran (EGC)
http;//krisbudadharma.blogspot.com/2012/07/tumor-otak.html
0 komentar: