LAPORAN
PENDAHULUAN INFEKSI PADA SISTEM REFRODUKSI ( KANDIDIASIS )
A. PENGERTIAN.
Kandidiasis
adalah penyakit jamur yang bersifat akut atau sub akut, disebabkan oleh spesies
kandida, biasanya spesies kandida albicans dan dapat mengenai mulut,
vagina, kulit, kuku, bronkhi paru, kadang dapat menyebabkan septikemia,
endokarditis atau meningitis.
B. ETIOLOGI.
Yang tersering sebagai penyebab candida
albicans yang dapat diisolasi dari kulit., mulut, selaput mukosa
vagina dan feces orang normal.
Beberapa faktor predisposisi, seperti :
- Kehamilan.
- Obesitas.
- Diabetes Melitus.
- Pemakaian antibiotik, antiseptik atau
kortikosteroid yang lama.
- Penyakit kronis ( TBC, tumor ganas ).
- Kurang gizi.
- Kulit kotor, lembab dan basah.
C. TANDA & GEJALA.
Keluhan utama ialah gatal dan perih di daerah vulva. Pada yang
berat terdapat pula rasa panas, nyeri sesudah BAK, dan dispanuria. Pada
pemeriksaan yang ringan tampak hiperemia di labia minora, introitus vagina, dan
vagina terutama ½ bagian bawah.
Terdapat pula kelainan yang khas yaitu
bercak-bercak putih kekuningan, pada kelainan yang berat juga terdapat edema
pada labiya minora dan ulkus-ulkus dangkal pada labiya minora dan sekitar
introitus vagina.
Flour albus pada kandidiasis vagina berwarna
kekuningan. Tanda yang khas ialah disertai gumpalan-gumpalan sebagai kepala
susu berwarna putih kekuningan.
D. PATOFISIOLOGI.
Infeksi candidiasis dapat terjadi apabila
ada faktor predisposisi baik endogen maupun eksogen :
- Faktor endogen :
a.
Perubahan
fisiologik.
1)
Kehamilan,
karena perubahan Ph dalam vagina.
2)
Kegemukan,
karena banyak keringat.
3)
Debilitas.
4)
Endokrinopati,
gangguangula darah kulit.
5)
Penyakit
kronik ; TBC, Lupus eritematosus dengan keadaan umum yang buruk.
b.
Umur,
orang tua dan bayi lebih mudah terkena infeksi karena status imunologik tidak
sempurna.
c.
Imunologik.
Penyakit genetik.
- Faktor eksogen.
a.
Iklim,
panas & kelembaban menyebabkan perspirasi meningkat.
b.
kebersihan
kulit.
c.
Kebiasaan
merendam kaki dalam air yang terlalu lama menimbulkan maserasi dan memudahkan
kontak dengan jamur.
d.
Kontak
dengan penderita, misalnyapada thrush atau balanopostitis.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG.
1.
Pemeriksaan
langsung.
Kerokan
kulit atau asupan mukokutan diperiksa dengan larutan KOH 10 % atau dengan
pewarnaan garam, terlihat sel ragi, glastopora atau hifa semu.
2.
Pemeriksaan
biakan.
Bahan yang akan diperiksa ditanam dalam agar
dextrose glukosa subourand, dapat pula agar ini dibubuhi antibiotik (
klorampenikol ) untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Pembenihan disimpan dalam
suhu kamar (37°),
koloni tumbuh setelah 24-48 jam berupa yeast like colony.
Identifikasi candida albicans dilakukan dengan membiakan
tumbuhan tersebut pada commeal agar.
F.
PENATALAKSANAAN.
1. Menghindari atau menghilangkan faktor
predisposisi.
2. Topikal ;
a. Larutan ungu gentian ½ - 1 % untuk selaput
lendir. 1 – 2 % untuk dioleskan 2 x sehari selama 3 hari.
b. Nistatin ; berupa salep, krim, emulsi.
c. Amfoferisin.
d.
Grup
azol lainnya.
e.
Mikonazol.
2 % berupa krim atau bedak.
f.
Klotrimazol
1 % berupa bedak, larutan, krim.
g.
Tiokonazol,
bufanazol, isokonazol.
h. Siklopiroksolamin 1 %, berupa lautan , krim.
3. Sistemik.
a. Tablet nistin untuk menghilangkan infeksi fokal
dalam saluran cerna. obat ini tidak diserap oleh usus.
b.
Untuk
kandidias vaginalis diberikan kotrimoksazol 500 mg pervaginam dosis tunggal,
sistemiok dapat diberikan ketokonazole 2 x 200 mg selama 5 hari atau dengan
flukonazole 150 mg dosis tunggal.
c.
Itrakonazole,
bila dipakai untuk kandidias volvovaginalis dosis 2 x 100 mg sehari , selama 3
hari.
G. ASUHAN KEPERAWATAN
1.
DATA
DASAR PENGKAJIAN
a.
AKTIVITAS
/ ISTIRAHAT.
Gejala
: Perubahan pola tidur.
Tanda
: Tidur kurang, mata tampak mengantuk, skelra berwarna
putih kemerahan, garis hitam dibawah mata.
b. SIRKULASI.
Tanda
: Pembentukan edema, kemerahan pada kulit yang
terinfeksi, ulkus yang dangkal.
c. ELIMINASI.
Tanda
: Nyeri setelah BAK.
d. INTEGRITAS EGO.
Gejala
: Perasaan cemas dan takut. Putus asa dan
tidak berdaya.
Tanda
: Ancietas, murung, menarik diri.
e. MAKANAN / CAIRAN.
Gejala
: Ketidakmampuan mengkonsumsi makanan secara, adekuat.
Anorexia., Makan
yang banyak.
Tanda
: Kurus, penurunan berat badan, Turgor
kulit buruk. Terlalu
gemuk / kegemukan.
f. NYERI / KETIDAKNYAMANAN.
Gejala
: Gatal – gatal didaerah yangterinfeksi. Terasa panas dan nyeri sesudah
BAK.
g. KEAMANAN.
Gejala
: Riwayat defisiensi imun, Kulit lecet / kemerahan, Lesi kulit / ulkus pada kulit, Riwayat
berulangnya infeksi jamur.
h. HYGIENE.
Tanda
: Memperlihatkan penampilan yang tidak rapi, Kurangnya
perawatan diri, Bau badan.
i.
INTOLERANSI
SOSIAL.
Tanda
: Kerusakan interaksi dengan keluarga ; isolasi, Menarik
diri dari pergaulan.
j.
SEKSUALITAS.
Gejala
: Pruritus perineal, Menurunnya libido, gangguan untuk melakukan
aktivitas seksual,
Tanda
: · Edema labiya minora, Keluarnya
fluor albus, Gatal
dan perih didaerah vagina, Kemerahan sekitar gentalia.
k. PENYULUHAN / PEMBELAJARAN.
Gejala
: Sering bertanya tentang keadaannya, Kegagalan
untuk mengikuti perawatan, Kurangnya perawatan diri, Penggunaan
antibiotik, kortikostreoid yang lama.
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN FOKUS INTERVENSI
1. Ganggauan rasa nyaman ( gatal-gatal ) berhubungan
dengan inferksi candida albicans, ditandai dengan Gatal – gatal di daerah
terinfeksi, Kemerahan
pada kulit terinfeksi, Adanya ulkus / lesi yang dangkal.
Tujuan :
·
Tujuan
jangka panjang : Klien
dapat mengatasi rasa gatal secara mandiri, infeksi sembuh.
·
Tujuan
jangka pendek : Rasa
gatal hilang / berkurang.
Intervensi
a. Anjurkan klien untuk menjaga agar daerah
lipat paha tetap kering.
R : Mencegah perkembangan jamur, kerena daerah yang lembab dan basah
merupakan tempat yang ideal berkembang biaknya jamur candida.
b. Anjurkan untuk ganti pakaian dalam 3 – 4 jam atau
setiap habis BAK.
R : Menjaga kelembaban daerah genetalia agar tidak
basah atau terlalu kering.
c. Jelaskan dan dorong untuk segera mengeringkan
daerah genetalia dan perineal sehabis BAB dan sebaiknya dengan tissue / lap
sekali pakai.
R : Menjaga kelembaban dan tetap kering, serta
mencegah infeksi berulang.
d. Berikan antiseptik larutan Iodine Poviden 5
– 10 % 3 – 4 kali sehari.
R :Mencegah
berkembangnya jamur dan mengurangi rasa gatal.
e. Anjurkan untuk mandi 2 – 3 kali sehari
dengan sabun anti septik.
R : Meningkatkan perawatan diri dan mencegah
berkembang biaknya jamur.
f. Kolaborasi dengan medis.
R : Untuk pemberian obat-obatan anti jamur yang sesuai.
2. Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan, kurang
terpajan informasi, ditandai dengan : Sering
menanyakan keadaan penyakitnya, Mengutarakan perasaan cemas, Kegagalan
untuk mengikuti perawatan, Penggunaan antibiotik, kortikosteroid yang lama.
Tujuan :
Ø Tujuan jangka panjang : Postur
tubuh rileks, cemas berkurang / hilang
Ø Tujuan jangka pendek : Klien
mengetahui tentang penyakitnya serta perawatan yang diberikan.
Intervensi keperawatan :
a. Kaji penyebab kecemasan klien lainnya dan koping
yang berhasil dimasa lalu.
R : Dapat memberikan gambaran untuk pemecahan masalah
dan rencana tindakan selanjutnya.
b. Berikan
informasi nyata tentang penyakitnya.
R : Memberikan pemahaman dan informasi yang nyata
dapat menurunkan ketegangan dan kecemasan.
c. Berikan dan dorong klien untuk bertanya.
R : Mengungkapkan ketidaktahuan klien dapat
mengurangi rasa cemas.
d. Berikan umpan balik yang dapat diterima / sesuai
kemampuan klien.
R : Membagi perasaan dihargai terhadap klien dan
mengurangi kecemasan.
3. Perubahan pola tidur berhubungan dengan gatal –
gatal dilipatan paha, pruritus perineal . ditandai dengan : Mengutarakan tidur malam kurang karena
gatal-gatal, Mata
tampak mengantuk, Sklera berwarna putih kemerahan, Garis
hitam dibawah mata.
Tujuan :
Ø Tujuan jangka panjang : Pasien
dapat tidur pada malam hari seperti biasanya.
Ø Tujuan jangka pendek : Turut
berperilaku yang dapat meningkatkan kebutuhan tidur.
Intervensi Keperawatan :
a. Kaji kebutuhan tidur klien
R : Untuk mengidentifikasi kebiasaan tidur klien dan
tindakan yang diberikan.
b. Anjurkan
untuk mengolesi pada sekitar lipatan paha dengan Iodine poviden 5 – 10 % setiap
akan tidur.
R : Dapat mengurangi rasa gatal dan memberikan rasa
nyaman.
c. Anjurkan untuk mengganti pakaian dalam ketika
akan tidur dengan yang bersih.
R : Untuk mencegah infeksi sekunder dan memberikan
rasa nyaman.
d. Anjurkan dan beritahu untuk mengatur lingkungan
yang terang dan nyaman untuk istirahat / tidur sesuai kesukaan klien, atau
posisi yang nyaman untuk tidur sesuai kebiasaan klien.
DAFTAR
PUSTAKA.
Adhi Djuanda, prof. Dr.1999. Ilmu Penyakit
kulit & Kelamin. Jakarta.
Anonim.
1992. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas. Jakarta.
Depkes
RI.
Doenges,
Marylinn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi III.
Jakarta.
EGC
Follow Us
Were this world an endless plain, and by sailing eastward we could for ever reach new distances