HIDROCEFALUS
A.
DEFINISI
Hidrocephalus adalah suatu keadaan patologis otak yang mengakibatkan
bertambahnya cairan cerebrospinal (CSS) dengan atau pernah dengan tekanan intra
kranial yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya
CSS.
(Ngastiyah,
2005)
Hidocefalus adalah
keadaan patologik otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan cerebrospinal
dengan adanya tekanan intrakranial (TIK) yang meninggi sehingga terdapat
pelebaran ruangan tempat mengeluarkan liguor.
Hidrocepalus adalah akumulasi cairan serebrospinal dalam ventrikel
cerebral, ruang subarachnoid, atau ruang subdural.
(Suriadi,2006)
Hidrocephalus adalah sebuah kondisi yang disebabkan oleh produksi
yang tidak seimbang dan penyerapan dari cairan cerebrospinal (CSF) di dalam
sistem Ventricular. Ketika produksi CSF lebih besar dari penyerapan, cairan
cerebrospinal mengakumulasi di dalam sistem Ventricular
(Nining,2008)
Hidrocefalus adalah kelebihan cairan
cerebrospinalis di dalam kepala. Biasanya di dalam sistem ventrikel atau
gangguan hidrodinamik cairan liguor sehingga menimbulkan peningkatan volume
intravertikel
(Setyanegara, 1998)
B.
ETIOLOGI
Penyebab penyumbatan aliran CSS :
§ Kelainan bawaan
-
Stenosis akuaduktus sylvii
Merupakan
penyebab terbanyak pada hiodrosefalus bayi dan anak (60 -90%).Akuaduktus bisa
merupakan saluran yang buntu sama sekali atau abnormal yaitu lebih sempit dari
biasa. Gejala umumnya terlihat sejak lahir atau pada bulan-bulan pertama
setelah lahir
-
Spina bifida dan kranium bifida
Biasanya karena
sindrom Arnold- chiori yaitu tertariknya medulla spinalis dengan medulla
oblongata dan serebelum letaknya lebih rendah dan menutupi foramen magnum
sehingga terjadi penyumbatan sebagian atau total.
-
Sindrom Dandy-Walker
Merupakanatresia
konginetal foramen lisca dan magendie dengan akibat hidrosefalus obstruksi
dengan pelebaran sistem ventrikel terutama ventrikel IV yang dapat sedemikian
besarnya hingga merupakan suatukistayang besar di daerah fosa posterior.
-
Kista arakniod
Dapat terjadi
konginetal tetapi dapat juga timbul akibat trauma sekunder hematom.
-
Amonali pembuluh darah
§ Infeksi
Lebih banyak di
dapat pada pasca meningitis, pembesaran kepala dapat terjadi beberapa minggu
sampai beberapa bulan sesudah sembuh dari meningitis secara patologis terlihat
penebalan jaringan piameter dan araknoid sekitar sisterna basalis dan daerah
lain
§ Neoplasma
Biasanya karena
suatu glikoma yang berasal dari serebelumm dan penyumbatan bagian depan
ventrikel III yang disebabkan suatu kraniofaringioma.
§ Perdarahan
Perdarahan
sebelum dan sesudah lahir dalam otak dapat menyebabkan fibrosis leptomeningen
terutama pada daerah basal otak.
C.
PATOFISIOLOGI
Hidrocefalus disebabkan oleh berbagai keadaan; hidrocefalus dapat
merupakan penyakit congenital (gangguan perkembangan janin dalam uterus/infeksi
intrauteri), atau didapat (neoplasma, perdarahan, atau infeksi)
Hidrocefalus
merupakan gejala kelainan otak yang mendasar yang dapat mengakibatkan:
1.
Gangguan absorbsi CSS dalam ruang subaraknoid (masih ada hubungan
antar ventrikel; hidrocefalus comunican
2.
Obstruksi aliran CSS dalam ventrikulus (tidak ada hubungan antar
ventrikel; hidrocefalus non comunicans.
Setiap gangguan keseimbangan antara produksi dan absorbsi CSS
menyebabkan peningkatan akumulasi CSS dalam ventrikel yang kemudian mengalami
dilatasi dan menekan substansi otak ke tulang cranial yang keras di sekitarnya.
Jika terjadi sebelum sutura cranial, peristiwa ini akan menimbulkan pembesaran
tengkorak selain dilatasi vetrikel. Pada anak-anak yang berusia dibawah 10-12
tahun, garis sutura sagital, dapat mengalami proses diastatik atau terbuka
kembali. (Swaiman, 1994)
Sebagian besar kasus hidrocefalus nonkomunicans terjadi karena
malformasi pada saat perkembangan janin. Walaupun biasanya telah terlihat pada
awal usia bayi, defek tersebut dapat muncul setiap saat mulai dari periode
prenatal sampai akhir masa kanak-kanak/awal usia dewasa. Penyebab lainnya
antara lain neoplasma, infeksi, dan trauma. Obstruksi pada aliran yang normal
dapat terjadi disetiap titik alur CSS sehingga menghasilkan peningkatan tekanan
dan dilatasi alur dibagian proksimal lokasi obstruksi.
Hidrocefalus sangat sering disertai dengan mielomeningokel
sehingga semua bayi dengan kelainan tersebut harus diamati untuk menemukan tanda-tanda
hidrocefalus. Pada kasus-kasus lainnya terdapat riwayat infeksi intrauteri,
perdarahan perinatal, dan meningoensefalitis neonates. Pada anak-anak yang
lebih besar , hidrocefalus paling sering terjadi karena tumor atau SOL
(space-occupying lesion), infeksi intracranial, perdarahan, atau defek
pertumbuhan dan perkembangan yang sudah ada sebelumnya seperti stenosis
akuaduktus atau malformasi Arnold-Chiari
(anomaly congenital dengan serebelum dan medulla oblongata memanjang ke bawah
melalui foramen magnum).
(Wong, hal: 1262)
D.
MANIFESTASI KLINIK
1.
Perubahan tanda-tanda vital (penurunan denyut apeks, penurunan
frekuwensi pernafasan, peningkatan tekanan darah)
2.
Muntah
3.
Peningkatan lingkar kepala
4.
Iritabilitas
5.
Letargi
6.
Perubahan suara tangisan (bernada tinggi)
7.
Aktivitas kejang
Bayi :
1.
Pembesaran kepala secara progresif (diatas persentil ke-95)
2.
Bagian frontal tengkorak menonjol
3.
Frontanel tegang dan menonjol (khususnya yang tidak berdenyut)
4.
Distensi vena superfisial kulit kepala
5.
Transiluminasi melalui tengkorak meningkat secara simetris
6.
Mata turun ke bawah (sunset eyes)
Anak Lebih Besar :
1.
Sakit kepala didahi, mual, muntah
2.
Anoreksia
3.
Ataksia
4.
Kekakuan ekstrimitas bawah
5.
Kemerosotan prestasi sekolah atau kemampuan kognitif anak
Tanda dan
gejala yang terjadi disebabkan oleh peningkatan tekanan intrakranial (TIK) dan
bervariasi berdasarkan usia anak dan kemampuan tengkorak untuk mengembang.
F. KOMPLIKASI
Komplikasi Hidrocefalus
menurut Prasetio (2004)
1. Peningkatan TIK
2. Pembesaran kepala
3. kerusakan otak
4. Meningitis, ventrikularis, abses abdomen
5. Ekstremitas mengalami kelemahan, inkoordinasi, sensibilitas kulit menurun
6. Kerusakan jaringan saraf
7. Proses aliran darah terganggu
1. Peningkatan TIK
2. Pembesaran kepala
3. kerusakan otak
4. Meningitis, ventrikularis, abses abdomen
5. Ekstremitas mengalami kelemahan, inkoordinasi, sensibilitas kulit menurun
6. Kerusakan jaringan saraf
7. Proses aliran darah terganggu
G.
UJI LABORATORIUM DAN DIAGNOSTIK
1.
Pemindahan CT, cara yang paling baik untuk mendiagnosis hydrocephalus
2.
Pungsi langsung ke dalam ventrikel melalui fontanel anterior,
untuk memantau tekanan CSS
3.
Magnetic resonance imaging ( MRI ), dapat untuk lesi kompleks
4.
Lingkar kepala pada masa bayi
H.
PENATALAKSANAAN TERAPEUTIK
Tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi hidrocephalus, menangani
komplikasi, mengatasi efek hidrocephalus atau gangguan perkembangan.
Penatalaksanaan terdiri dari :
1.
Non Pembedahan : Pemberian acetazolamide dan isosorbide atau
furosemid mengurangi produksi cairan serebrospinal
2.
Pembedahan : Pengangkatan penyebab obstruksi misal neoplasma,
kista, atau hematom ; Pemasangan shunt bertujuan untuk mengalirkan cairan
cerebospinal yang berlebihan dari ventrikel ke ruang ekstra kranial, misalnya
ke rongga peritonium, atrium kanan, dan rongga pleura.
ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN HIDROCEFALUS
I. PENGKAJIAN
Anamnese
1.
Riwayat perawatan / keluhan utama
Muntah, gelisah
nyeri kepala, lethargi, lelah apatis, penglihatan ganda, prubahan pupil,
konstiksi penglihatan perifer.
- Riwayat Perkembangan
Kelahiran : Prematur,
lahir dengan pertolongan, pada waktu lahir menangis keras atau tidak.
Kekejangan :
Mulut dan perubahan tingkah
laku.
Apakah pernah
terjatuh dengan kepala terbentur ?
Keluhan sakit
perut ?
- Pemeriksaan Fisik
-
Inspeksi :
·
Anak dapat melihat keatas atau tidak
·
Pembesaran kepala
·
Dahi menonjol dan mengkilat serta pembuluh darah terlihat jelas
-
Palpasi
·
Ukur lingkar kepala : Kepala semakin membesar
·
Fontanela : Keterlambatan penutupan fontanela anterior sehingga
fontanela tegang, keras dan sedikit tinggi dari permukaan tengkorak.
- Pemeriksaan Mata
·
Akomodasi
·
Gerakan bola mata
·
Luas lapang pandang
·
Konvergensi
·
Didapatkan hasil : Alis bulu mata keatas, tidak bisa melihat
keatas
·
Strabismus, nystaqmus, atropi optic
- Observasi Tanda – tanda Vital
Didapat data – data sebagai berikut :
·
Peningkatan sistole tekanan darah
·
Penurunan nadi / bradicardia
·
Peningkatan frekwensi pernapasan
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan meningkatnya tekanan
intracranial
2.
Gangguan perfusi jaringan otak berhubungan dengan penekanan
substansi otak ke tulang cranial
3.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
muntah proyektil
4.
Gangguan mobilitas berhubungan dengan distensi system saraf
5.
Resiko gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan kebutuhan
nutrisi yang kurang
6.
Resiko tinggi injury berhubungan dengan letargi
K. RENCANA KEPERAWATAN
1.
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan meningkatkanya
tekanan intracranial.
Definisi :
Merasa kurang senang,
lega, dan sempurna dalam dimensi fisik, psikospiritual, lingkungan dan sosial
Tujuan :
Klien akan mendapatkan kenyamanan, nyeri kepala
berkurang
Intervensi :
- Jelaskan penyebab nyeri
R/: Agar klien dapat meminimalisasi
terjadinya nyeri
- Atur posisi klien
R/ : Memberikan rasa nyaman pada klien
- Ajarkan teknik relaksasi
R/: Untuk memberikan rasa nyaman pada
klien
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgesik
R/: Untuk mengurangi rasa nyeri pada
klien
2.
Gangguan perfusi jaringan otak berhubungan dengan penekanan
substansi otak ke tulang cranial
Definisi :
Ketika keadaan
individu mengalami atau beresiko mengalami suatu penurunan nutrisi dan
respirasi pada tingkat seluler perifer karena penurunan dalam suplai darah
kapiler.
Tujuan :
Anak akan
menunjukkan tidak adanya tanda – tanda komplikasi dan perfusi jaringan otak
adekuat.
Intervensi :
-
Atur posisi kepala tetap
sejajar dengan tempat tidur
R/: Untuk menghindari
pengurangan tekanan tekanan intrakranial yang tiba- tiba
-
Observasi dan menilai fungsi neurologist setiap 15 menit hingga
tanda-tanda vital stabil
R/: Untuk mengetahui keadaan umum klien
-
Ganti posisi klien setiap 2 jam dan jika perlu gunakan matras yang
berisi udara
R/: Untuk mencegah penekanan yang terlalu lama pada daerah
tertentu
3.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
muntah proyektil
Definisi :
Suatu keadaan
ketika individu yang tidak puasa mengalami atau beresiko mengalami penurunan
berat badan yang berhubungan dengan asupan yang tidak adekuat atau metabolisme
nutrient yang tidak adekuat untuk kebutuhan metabolic.
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi anak terpenuhi
Intervensi :
-
Pantau berat badan klien setiap hari
R/: Untuk mengetahui berat badan normal klien
-
Beri dorongan individu untuk makan dengan porsi kecil tapi sering
R/: Untuk menghindari keinginan muntah pada klien
-
Berikan lingkungan yang nyaman
R/: Untuk memberikan kenyamanan pada klien
-
Kolaborasi dengan tim ahli gizi untuk diet makanan bergizi
R/: Untuk memberikan diet sesuai kondisi klien
4.
Gangguan mobilitas berhubungan dengan distensi system saraf
Definisi :
Keterbatasan
pergerakan mandiri dari satu posisi ke posisi lain di tempat tidur
Tujuan :
Tidak tejadi
gangguan mobilitas pada anak
Intervensi :
-
Pantau tanda-tanda vital
R/: Untuk mengetahui keadaan umum klien
-
Anjurkan klien untuk berpindah posisi setiap 2 jam sekali
R/: Untuk mencegah penekanan yang terlalu lama pada daerah
tertentu
-
Awasi gerak anak
R/: Menghindari terjadinya injury
-
Kolaborasi dengan ahli terapi fisik
R/: Untuk mempercepat proses mobilitas
5.
Resiko gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan kebutuhan
nutrisi yang kurang
Definisi :
Beresiko
mengalami keterlambatan 25% atau lebih pada satu atau lebih area social atau
perilaku regulasi diri, atau pada ketrampilan kognitif, bahasa, motorik kasar
atau halus.
Tujuan :
Anak tidak
mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan
Intervensi:
-
Berikan diet nutrisi untuk pertumbuhan
R/: Untuk membantu pertumbuhan anak
-
Berikan stimulasi atau rangsangan untuk perkembangan kepada anak
R/: Untuk merangsang perkembangan anak
-
Pertahankan berat badan agar tetap stabil
R/: Agar perkembangan klien tetap optimal
-
Berikan kasih sayang pada anak
R/: Untuk menunjang pertumbuhan anak
6.
Resiko tinggi injury berhubungan dengan letargi
Definisi :
Beresiko
mengalami cidera sebagai akibat kondisi lingkungan yang berinteraksi dengan
sumber adaptif dan sumber defentif inividu
Tujuan :
Anak tidak
mengalami luka fisik selama dirawat di Rumah Sakit
Intervensi :
-
Awasi individu secara ketat selama beberapa malam pertama untuk
mengkaji keamanan
R/: Meningkatkan keamanan pada klien
-
Gunakan lampu malam
R/: Untuk menghindari resiko injury paa malam hari
-
Gunakan tempat tidur yang rendah dengan pagar tempat tidur
terpasang
R/: Menghindari terjadinya kecelakaan di tempat tidur
-
Ajarkan orang tua untuk memperkirakan perubahan pada kemampuan
anak
R/: Untuk mengetahui tingkat kemampuan anak
DAFTAR PUSTAKA
Behiman, Richard E MN dan Victor C Vaghan. III. MD. 1992. Ilmu Kesehatan Anak III. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Catzel, Pincus dan Ian Roberts. 1990. Kapita Selekta Pediatri. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Dr. Nur’aeni M A. 1997. Intervensi
Dini Bagi Anak Bermasalah. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Ngastiyah. 1997. Perawatan
Anak Sakit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sumadi dkk. 2001. Asuhan
Keperawatan Pada Anak Edisi I. Jakarta: C V Sagung Seto.
Whaley and Wong. Clinic
Manual of Paediatric Nursing. St Louis Mosby.
http://krisbudadharma.blogspot.com/2012/05/hidrocefalus.html
http://krisbudadharma.blogspot.com/2012/05/hidrocefalus.html
0 komentar: