ASKEP ATRESIA
(KELAINAN) BILIER
A. Pengertian
Atresia Bilier adalah suatu
keadaan dimana saluran empedu tidak terbentuk atau tidak berkembang secara
normal. Atresia bilier merupakan suatu defek congenital yang merupakan hasil
dari tidak adanya atau obstruksi satu atau lebih saluran empedu pada
ekstrahepatik atau intrahepatik.
Fungsi dari sistem empedu
adalah membuang limbah metabolik dari hati dan mengangkut garam empedu yang
diperlukan untuk mencerna lemak di dalam usus halus.
Pada atresia bilier terjadi penyumbatan
aliran empedu dari hati ke kandung empedu. Hal ini bisa menyebabkan kerusakan
hati dan sirosis hati, yang jika tidak diobati bisa berakibat fatal.
B.
Penyebab
Atresia bilier terjadi karena
adanya perkembangan abnormal dari saluran empedu di dalam maupun diluar hati.
Tetapi penyebab terjadinya gangguan perkembangan saluran empedu ini tidak
diketahui secara pasti tetapi kemungkinan infeksi virus dalam intrauterine. Atresia bilier ditemukan pada 1 dari 15.000 kelahiran.
C.
Patofisiologi
Obstruksi pada saluran empedu
ekstrahepatik menyebabkan obstruksi aliran normal empedu ke luar hati dan ke
dalam kantong empedu dan usus. Akhirnya terbentuk sumbatan dan menyebabkan
empedu balik ke hati.ini akan menyebabkan peradangan, edema dan degenerasi
hati. Behkan hati menjadi fibrosis dan cirrhosis dan hipertensi portal sehingga
akan mengakibatkan gagal hati.
Degerasi secara gradual pada
hati menyebabkan jaundice, ikterik dan hepatomegaly.
Karena tidak ada empedu dalam
usus, lemak dan vitamin larut lemak tidak dapat diabsorbsi, kekurangan vitamin
larut lemak dan gagal tumbuh.
D. Manifestasi klinis
Neonatus yang menderita
obstruksi intra maupun ekstra hepatik menunjukan ikterus, urin berwarna kuning
gelap, tinja berwana dempul dan hepatomegali.
Apabila penyakit berlanjut
maka akan timbul sirosis hepatis dengan hipertensi portal yang menyebabkan
perdarahan varises esofagus dan kegagalan fungsi hati. Bayi dapat
meninggal karena gagal hati, perdarahan varises, koagulopati maupuun infeksi
skunder.
E. Penatalaksanaan
Atresia bilier biasanya
memerlukan pembedahan ketika anak masih bayi, dengan menggunakan prosedur
kasai, caranya ahli bedah membuang duktus eksterna hepatik yang tidak berfungsi
lagi dan menganastomosis sebuah duktus pengganti(biasanya jejeunum). Prosedur
ini tidak memiliki angaka keberhasilan jangka panjang yang tinggi, akibatnya
kerusakan hati cenderung berlanjut. Suatu alternatif dari proseedur kasai yaitu
dengan transpaltasui hati, kadang-kadang berhasil dalam mengatasi atresia. Namun
cara ini dapat mengakibatkan beberapa komplikasi, termasuk hemoragi, penolakan
organ juga kematian.
F.
ASUHAN
KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Gastrointestinal
1) feses berwarna tanahh liat
2) distensi abdomen disertaai hepatomegali
3) varises esofagus
4) asites
5) anoreksia
6) status nutrisi buruk.
b. Respirasi
1) kgawatan pernafasan
c. Neurologis
ensepalopati
d. Genitourinarius
urin berwarna
gelap
e. Muskulosskeletal
1) lateragi
2) pelisutan otot(muscle wasting)
3) gagal tumbuh
f. MTHT
ikterik di
sklera pada usia 2-3 minggu
g. Hemaatologis
1) kecenderungan perdarahan
2) hipertensi portal
h. Integumen
1) ikterik
2) kekeringan
3) pruritus
4) kerusakan kulit
5) edema ferifer
2.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. kekurangan volume cairan b/d absorbsi nutrien yang
buruk
Intervensi
a. Pantau asupan dan haluaran cairan perjam
R : Memungkinkan
mengevaluasi keseimbangan cairan dan kebutuhan intervensi lenih lanjut.
b. Pantau BB bayi dengan skala yang sama
R : Mengidentifikasikan
perubahan dalam keseimbangan cairan
c. Pantau lingkar abdoment bayi sesuai program
R : Mendeteksi
asites dan hepatomegali
d. Observasi tanda-tanda dehidrasi
R : Mengidentifikasikan
intervensi segera untuk mengatasi kekurangan cairan
e. Pantau pH feses bayi dengan menggunakan strip
reagen
R : pH
feses menentukan absorbsi lemak dan karbohidrat bayi
2. gangguan TumBang b/d penyakit kronik
Intervensi
a. Lakukan program stimulasi motorik kasar
R : Membantu
pencapaian tahap-tahap penting pertumbuhan
b. Jelaskan kepada orang tua mengenai keterlambatan
perkembangan
R : Orang
tua bayi yang mengalami penyakit kronik seringkali membutuhkan konsling khusus
tenteng perkembangan bayinya.
3. Defisit pengetahuan b/d perawatan di rumah
a. Ajarkan kepada orang tua cara penggunaan semua obat
yang diprogramkan(dosis,potensial efek samping)
R : orang tua memerlukan informasi ini
sehingga dapat memetuhi penetalaksanaan terapi dan mengetahui efekk samping
potensial,
b. Ajarkan kepada orang tua pentingnya memberikan
stimulasi pendengaran, vidual dan taktil.
R : mendororng mereka mencari pertolongan
medis jika diperlukan. Stimulasi yang demikian membantu bayi mencapai
tahap-tahap penting perrkembangan
c. Jelaskan pentingnya memantau bayi untuk mendeteksi
mual muantah, diare, dan frekwensi jantung tidak teratur serta melaporkan
temuan ini ke petugas kesehatan atau doktr.
R : Fenomena ini merupakan tanda dan gejala
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dan dapat menunjukan reaksi imun dan
malfungsi hati.
DAFTAR PUSTAKA
Chandrasoma, Parakrama. 2006. Ringkasan Patologi Anatomi, Ed 2. Jakarta : EGC.
M. saccharin, Rosa. 1996. Prinsio Keperawatan Pediatrik, Ed. 2. Jakarta: EGC.
Merestein, Gerald B. 1993. Buku Pengantar Pediatri. Jakarta: Widya Medika.
Rendla, Short, John. 1994. Ikhtisar Penyakit Anak, Edisi 6, Jilid 2. Jakarta: Binar Putraaksara.
Atresia Bilier adalah suatu keadaan yang terjadi pada bayi yang baru lahir dimana saluran empedu tidak terbentuk atau tidak berkembang secara normal. Penyebab atresia bilier ini tidak diketahui tetapi kondisi tersebut ditemukan pada 1 dari 15000 kelahiran. Atresia Bilier temukan jawab di tanyadok.com portal informasi layanan kesehatan untuk menemukan penyebab dan cara penangulangannya.
BalasHapus